Jawaban Pertanyaan Interview: Tell Me How You Think Other People Would Describe You?

Wawancara kerja (job interview) tampaknya sudah menjadi sebuah momok tersendiri bagi semua orang yang menjalaninya. Hampir tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah merasa tertekan saat wawancara kerja terlebih lagi untuk yang baru pertama kali melamar kerja. Seakan-akan wawancara telah menghantui sebagian atau bahkan semua yang melewati prosesnya. Padahal kegiatan wawancara hanya sekedar tanya jawab tanpa adanya kegiatan fisik yang dilakukan. Akan tetapi, nyatanya kegiatan ini sangat menguras keadaan mental (emotional exhaustion) seseorang.
Wawancara merupakan bagian yang sangat penting dalam proses melamar kerja sehingga sering menjadi fokus para pelamar kerja (interviewee). Hal tersebut menjadi alasan yang jelas mengapa perasaan cemas, gelisah, gugup dan panik terkadang melanda siapapun yang hendak diwawancara. Terlebih lagi, apabila pertanyaan yang ditanyakan sangat menjebak. Salah sedikit saja, bisa-bisa posisi incaran hanya menjadi angan-angan belaka.
Sebenarnya, kita tidak perlu bingung atau takut dalam menghadapi wawancara kerja apabila inti sari dari jawaban dapat disampaikan dengan baik. Karena tidak ada yang perlu dicemaskan apabila jawaban yang kita berikan dapat meyakinkan pewawancara (interviewer) untuk setuju bahwa kita memenuhi kualifikasi perusahaan dan cukup berkompeten untuk menempati posisi tertentu yang kita lamar di perusahaan.
Mengapa dilakukan wawancara kerja?
Pada saat wawancara kerja, sangat banyak pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dengan maksud untuk menggali informasi-informasi tentang diri kita sebagai kandidat karyawan baru. Tujuannya, agar pewawancara dapat melihat potensi yang kita miliki dan membandingkannya dengan kualifikasi/standar perusahaan serta menilai apakah kita mampu menyesuaikan diri atau adaptasi dengan baik dengan budaya kerja perusahaan. Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan menjadi senjata tersendiri bagi pewawancara untuk menguji kita sebagai calon karyawan baru (interviewee), apa potensi yang dapat kita tawarkan, apakah kita layak untuk posisi yang dilamar, apakah kita telah memenuhi standar yang diharapkan oleh perusahaan.
Ada beberapa subjek yang akan dipertanyakan, mulai dari keterampilan (skill), pengalaman (experience) dan yang tidak kalah penting, kepribadian (personality) yang dimiliki. Tidak sedikit pelamar kerja yang gagal pada tahap wawancara karena tidak mampu untuk menunjukkan dirinya sendiri, seperti bagaimana caranya dalam menghadapi permasalahan yang ada diperusahaan kedepannya, bagaimana pola pikir (mindset) dan sikap dalam bersosialisasi dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menyangkut karakter kita.
Siapa diri Anda yang digambarkan oleh orang lain?
“Tell me how you think other people would describe you?”
Pertanyaan yang sangat umum ditanyakan saat wawancara kerja adalah bagaimana pendapat kita terhadap cara orang lain mendeskripsikan diri kita. Tentunya pertanyaan ini sangat menjebak dimana kita harus mampu menggambarkan diri kita sendiri dari kacamata orang lain dan pertanyaan ini ditujukan untuk melihat apakah kita peka terhadap lingkungan sosial sekitar kita. Pertanyaan ini dapat menjadi kesempatan yang bagus untuk memberikan kesan yang baik atau menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Karena apabila jawaban yang diberikan terlalu berlebihan atau mengada-ngada, maka dapat memberikan kesan yang buruk, sikap tidak konsisten (inconsistent) dan dianggap tidak mampu untuk bertanggung jawab dalam bekerja.
Bagaimana menjawab pertanyaan yang menakutkan itu?
Pertanyaan ini sebenarnya sudah sering ditanyakan dalam wawancara atau dengan kata lain, pertanyaan ini dapat diprediksi atau ditebak sehingga sebenarnya jawabannya sudah dapat dipersiapkan sebelum wawancara. Persiapkan diri dalam setiap wawancara kerja tentunya adalah cara yang sangat umum. Berikut adalah langkah-langkah sederhana yang dapat membantu untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang menakutkan itu.
- Lakukan penggalian gagasan (brainstorming) tentang diri sendiri
Kepekaan diri (self awareness) dalam mengamati lingkungan sosial sekitar diperlukan dalam analisis mendalam mengenai diri sendiri yang tampak melalui kacamata orang lain. Fokus pada sikap positif kita dan bayangkan bagaimana sikap kita telah mempengaruhi lingkungan kita ataupun bagaimana orang lain merasakan keberadaan kita. Kenali potensi-potensi dan karakteristik yang ada dalam diri. Cermati sikap-sikap tersebut dan pilihlah yang paling sesuai dengan posisi yang dilamar untuk disampaikan sebagai jawaban kita.
- Perhatikan ulasan performansi (performance review) perkerjaan sebelumnya
Pikirkan bagaimana pola kerja kita pada pekerjaan sebelumnya, bagaimana cara kita menyelesaikan tugas, bagaimana cara kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ingat kembali pujian dan kritik membangun yang diberikan terhadap hasil kerja yang kita lakukan. Disisi lain, performansi kerja sangat penting karena perusahaan selalu mengharapkan pekerjanya dapat bekerja semaksimal mungkin.
- Pertimbangkan percakapan lama
Untuk menjawab pertanyaan ini, tentunya orang lain menjadi kunci inti dari jawaban yang kita sampaikan. Percakapan lama yang berisi kritik yang membangun ataupun pujian dapat kita sertakan sebagai sikap positif yang kita miliki. Terkadang, percakapan dengan orang lain dapat menunjukkan sikap seseorang dalam beradaptasi dengan pergaulannya dan sikap dapat menerima kritik dan saran menunjukkan bahwa seseorang dapat diajak bertukar pikiran dan sikap keterbukaan (open minded).
- Cek gagasan tersebut apakah sesuai (match) dengan diri sendiri
Gagasan-gagasan yang diperoleh tentunya harus sesuai dengan diri kita sendiri agar tidak terkesan mengada-ngada ataupun sangat berlebihan karena diri kita sendiri yang paling mengetahui karakter dalam diri. Cek dan sesuaikan kembali apakah semua gagasan yang muncul telah menunjukkan kepribadian diri kita, apakah kita dapat mempertanggungjawabkan gagasan itu, apakah kedepannya kita dapat membuktikan gagasan tersebut. Oleh karena itu, kita perlu jujur terhadap diri sendiri, bagaimana kepribadian kita yang sesungguhnya, bukan bagaimana kita ingin bersikap.
- Ceritakan sedikit bukti yang relevan
Memaparkan bukti dapat membuat pewawancara yakin terhadap apa yang kita sampaikan bahwa apa yang kita sampaikan benar adanya dan tidak melebih-lebihkan. Bukti yang kita sampaikan tentunya harus relevan dengan poin yang akan kita sampaikan. Kita dapat menceritakan apa dampak yang telah kita berikan kepada orang lain. Keberadaan kita yang positif dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi kita.
- Rangkum gagasan menjadi poin-poin penting
Gagasan-gagasan yang telah kita peroleh harus dirangkum secara sistematis, logis dan runtut agar dapat memperjelas poin-poin penting yang hendak disampaikan. Poin-poin penting harus mampu disampaikan dengan jelas, tegas dan tidak bertele-tele karena gagasan tersebut yang nantinya akan menunjukkan apa yang ada dalam diri kita. Pikirkan apa yang membuat kita menonjol sebagai pelamar pekerjaan untuk jabatan yang kita lamar.
- Sampaikan gagasan dengan baik
Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana gaya kita dalam menyampaikan gagasan yang ada karena secara tidak langsung dapat mencerminkan kepribadian kita pula. Kita harus menyampaikan gagasan yang ada dengan jujur, rendah hati, percaya diri dan berkharisma untuk memberikan kesan yang baik. Apabila kita menyampaikan jawabannya dengan sombong, maka kita dapat dicap sebagai orang yang gemar membanggakan diri atau bahkan melebih-lebihkan fakta yang ada.
Mari kita coba!
Ada pepatah yang mengatakan bahwa seribu langkah selalu dimulai dengan sebuah langkah. Oleh karena itu, kita harus mulai sedikit dengan sedikit, selangkah demi selangkah tanpa putus asa untuk menggapai tujuan kita. Kita harus mempersiapkan diri kita dengan baik agar kita dapat melewati wawancara dengan sukses. Ada beberapa contoh jawaban yang dapat dilihat dibawah ini.
Contoh 1:
“My colleagues will describe me as an organized person, hard worker and able to work well under pressure. I am always given the additional task of recording the company’s monthly income and expenses. My hard work was not in vain because I know how to maximize the purchase of office supplies well. My previous boss always entrusted me with the details of the project which required me to work with many different clients. My colleagues sometimes give comment on my positive attitude and ability to solve problems when we have clients who are difficult to work with.”
Terjemahan:
“Rekan-rekan kerja saya akan menggambarkan saya sebagai orang yang terorganisir, pekerja keras dan mampu bekerja dengan baik di bawah tekanan. Saya selalu diberikan tugas tambahan untuk mencatat pendapatan dan pengeluaran bulanan perusahaan. Kerja keras saya itu tidak sia-sia sehingga saya mengetahui dengan baik bagaimana untuk memaksimalkan pembelian keperluan kantor. Atasan saya terdahulu selalu mempercayakan detail proyek kepada saya yang mengharuskan saya untuk bekerja dengan banyak klien yang berbeda-beda. Rekan-rekan saya terkadang mengomentari sikap positif saya dan kemampuan memecahkan masalah ketika mendapat klien yang sulit untuk diajak bekerja sama.”
Contoh 2:
“My friends know I can afford to be a good leader. One of my proudest moments is that I was chosen to be the chief of a charity event that is held every year by our company because my friends believe I can lead and carry out my duties well. Some of them say that I can motivate others and they really appreciate the way I ask for feedback and the way I celebrate everyone’s success.”
Terjemahan:
“Teman-teman saya tahu saya mampu untuk menjadi pemimpin yang baik. Salah satu momen paling membanggakan saya adalah saya ditunjuk untuk menjadi ketua acara amal yang diadakan tiap tahunnya oleh perusahaan kami dengan alasan bahwa teman-teman percaya saya dapat memimpin dan menjalankan tugas saya dengan baik. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa saya dapat memberikan motivasi kepada orang lain dan mereka sangat menghargai cara saya meminta umpan balik serta cara saya merayakan keberhasilan semua orang.”
Contoh 3:
“My coworkers once said that they were amazed because of my shrewdness in managing time, my deep curiosity that always makes me love to learn new things and my analytical mindset I have because I always work by managing my work time effectively so that I can help and learn more things from others and get extra time to review my work as a reference of my work performance. I really like to collaborate with other accountants to handle complex corporate accounting and tax records and I make a schedule to ensure that we meet all our objectives. I strategize and divide responsibilities based on individual work abilities. “
Terjemahan:
“Rekan-rekan kerja saya pernah mengatakan bahwa mereka kagum atas kelihaian saya mengatur waktu, keingintahuan saya yang mendalam yang selalu membuat saya ingin belajar hal yang baru dan pola pikir analitis saya karena saya selalu bekerja dengan mengatur waktu kerja saya secara efektif sehingga saya dapat membantu dan mempelajari hal yang lebih banyak dari orang lain serta mendapatkan waktu tambahan dalam mengulas pekerjaan saya sebagai bahan tinjauan dari performansi kerja saya. Saya senang berkolaborasi dengan akuntan lain untuk menangani laporan pembukuan dan pencatatan pajak perusahaan yang kompleks dan saya memanfaatkan penggunaan jadwal yang cermat untuk memastikan bahwa kami memenuhi semua tujuan kami. Saya menyusun strategi dan membagi tanggung jawab berdasarkan kemampuan kerja masing-masing. “