Kalimat Kecewa Bahasa Inggris & Artinya

Kita semua pasti pernah mengalami kekecewaan. Kekecewaan dalam bahasa Inggris disebut “disappointment”, sedangkan mengecewakan disebut “disappoint”. Hal yang membuat kecewa bisa dideskripsikan dengan kata “disappointing”, dan orang yang merasa kecewa bisa dideskripsikan dengan “disappointed”. Contoh:
- Her defeat was a disappointment for her fans. (Kekalahannya merupakan kekecewaan bagi penggemarnya)
- You disappoint me. (Kau mengecewakanku)
- The result of the game is disappointing. (Hasil pertandingannya mengecewakan)
- Disappointed customers keep asking for the refund. (Pelanggan yang kecewa terus meminta pengembalian uang)
Nah, bagaimana cara mengekspresikan kekecewaan tersebut dalam bahasa Inggris? Kali ini kita akan mempelajari cara menyampaikan kekecewaan melalui beberapa contoh kalimat kecewa dalam bahasa Inggris dan artinya di bawah ini.
Expressions to Show Disappointment
Ada beberapa ungkapan bahasa Inggris yang bisa digunakan untuk menyatakan kekecewaan. Ungkapan-ungkapan tersebut di antaranya, yaitu:
- How disappointing! (Betapa mengecewakan!)
- What a let-down! (Betapa mengecewakan)
- What a disaster! (Betapa kacau!)
- What a pity! (Sayang sekali!)
- That’s a shame. (Sayang sekali)
- It is a great shame. (Sayang sekali)
- That’s too bad. (Sayang sekali)
- Honestly, I was a bit disappointed. (Sejujurnya, saya sedikit kecewa)
- That’s so disappointing! (Itu sangat mengecewakan!)
- It is a little disappointing. (Itu agak mengecewakan)
- That was such a disappointment! (Itu sangat mengecewakan)
- I had high hopes. (Saya berekspektasi tinggi)
- I have never been so disappointed in my whole life! (Saya belum pernah begitu kecewa sepanjang hidup saya)
- That really did not live up to expectations, did it? (Itu tidak sesuai dengan yang diharapkan, kan?)
- It was not as good as I thought it would be. (Itu tidak sebagus yang saya harapkan)
- I was so looking forward to it. What a let-down! (Saya sangat menantikannya. Sungguh mengecewakan!)
- It was not all it was cracked up to be! (Itu tidak sesuai dengan yang diharapkan!)
- It promised more than it delivered. (Kenyataan tidak sesuai yang dijanjikan)
- It was not at all what we had been led to expect. (Itu tidak sesuai dengan harapan kita)
- It did not live up to my expectations. (Itu tidak sesuai dengan ekspekstasi saya)
- What a bummer! (Sayang sekali!) –> Ekspresi slang atau bahasa gaul
- That is a nuisance! (Sayang sekali!)
- It was a real letdown. (Itu sangat mengecewakan)
- It was a total letdown. (Itu sangat mengecewakan)
- It was really disappointing. (Itu sangat mengecewakan)
- It was not as good as I had hoped. (Itu tidak sebagus yang saya harapkan)
- I was so looking forward to it, but it was so disappointing. (Saya sangat menantikannya, tetapi itu sangat mengecewakan)
- That sucks. (Itu payah/ itu mengecewakan) –> Hanya boleh digunakan dalam situasi tidak formal
- That stinks. (Itu payah/ itu mengecewakan) –> Hanya boleh digunakan dalam situasi tidak formal
Expressing Disappointment with Yourself
Ada beberapa cara untuk menyatakan rasa kekecewaan yang sumbernya dari diri sendiri. Cara pertama yaitu dengan menggunakan pola I wish I + past simple untuk menyatakan kekecewaan karena hal yang terjadi di masa sekarang. Contoh:
- I wish I spoke English well. (Saya harap saya berbicara bahasa Inggris dengan baik) –> nyatanya saat ini saya tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik sehingga saya kecewa
- I wish I did not have much homework. (Saya harap saya tidak memiliki banyak pekerjaan rumah) –> kenyataannya saat ini saya memiliki banyak pekerjaan rumah sehingga saya kecewa
- I wish I passed my driving test. (Saya harap saya lulus tes mengemudi) –> kenyataannya saat ini saya tidak lulus tes mengemudi sehingga saya kecewa
Contoh lain:
- I wish I woke up earlier. (Saya harap saya bangun lebih pagi)
- I wish I could drive. (Saya harap saya bisa menyetir)
- I wish I did not watch the movie. (Saya harap saya tidak menonton filmnya)
Cara kedua untuk menyampaikan kekecewaan kepada diri sendiri akibat kejadian yang terjadi di masa kini adalah dengan menggunakan pola if only I + past simple. Mari kita lihat beberapa contohnya di bawah ini:
- If only I had a bigger house. (Andaikan saja saya mempunyai rumah yang lebih besar) –> kenyataannya saat ini saya tidak mempunyai rumah besar sehingga saya kecewa
- If only I could ride a bike. (Andaikan saja saya bisa mengendarai sepeda) –> kenyataannya saat ini saya tidak bisa mengendarai sepeda sehingga saya kecewa
- If only I had much money. (Andaikan saja saya memiliki banyak uang) –> kenyataannya saat ini saya tidak memiliki banyak uang sehingga saya kecewa
Contoh lain:
- If only I lived in New York. (Andaikan saja saya tinggal di New York)
- If only I played piano well. (Andaikan saja saya bermain piano dengan baik)
- If only I understood Spanish. (Andaikan saja saya mengerti bahasa Spanyol)
Untuk mengekspresikan rasa kecewa kepada diri sendiri akibat kejadian di masa lalu, kita bisa menggunakan pola I wish I + past perfect. Di bawah ini adalah beberapa contoh kalimat kekecewaan dengan menggunakan pola ini:
- I wish I had studied harder. (Saya harap dulu saya belajar lebih giat lagi) –> di masa lalu saya tidak belajar giat sehingga kekecewaannya terasa sekarang
- I wish I had not rejected the job offer from my dad. (Saya harap dulu saya tidak menolak tawaran kerja dari ayah saya) –> sekarang saya kecewa karena saya dulu menolak tawaran kerja dari ayah saya
- I wish I had not scolded my son. (Saya harap dulu saya tidak memarahi putra saya) –> di masa lampau saya memarahi putra saya dan sekarang saya mengecewakan tindakan saya tersebut
Contoh lain:
- I wish I had moved to Sydney. (Saya harap dulu saya pindah ke Sydney)
- I wish I had saved more money. (Saya harap dulu saya menabung lebih banyak uang)
- I wish I had listened to my mother. (Saya harap dulu saya mendengarkan ibu saya)
Cara lain untuk menyampaikan kekecewaan kepada diri sendiri akibat kejadian di masa lampau adalah dengan pola if only I + past perfect. Contoh:
- If only I had practiced harder. (Andaikan saja dulu saya berlatih lebih keras) –> dulu saya tidak berlatih dengan keras sehingga sekarang saya kecewa
- If only I had called her. (Andaikan saja saya dulu meneleponnya) –> sekarang saya kecewa karena di masa lalu saya tidak meneleponnya
- If only I had not come to the party. (Andaikan saja saya dulu tidak datang ke pestanya) –> di masa lampau saya datang ke pestanya dan sekarang saya kecewa atas perbuatan saya tersebut
Contoh lain:
- If only I hadn’t left early. (Andaikan saja saya dulu tidak pergi lebih awal)
- If only I had learned how to cook. (Andaikan saja saya dulu belajar memasak)
- If only I had run faster. (Andaikan saja saya dulu berlari lebih cepat)
Expressing Disappointment with Others
Kita juga bisa menggunakan pola I wish + past simple dan if only + past simple untuk menyatakan kekecewaan yang terjadi di masa kini terhadap orang lain. Contoh:
- I wish he brought the cookie. (Saya harap dia membawa kuenya) –> nyatanya saat ini dia tidak membawa kuenya sehingga saya kecewa
- If only my friends played basketball well. (Andaikan saja teman-teman saya bermain basket dengan baik) –> kenyataannya saat ini teman-teman saya bisa bermain basket dengan baik sehingga saya kecewa
Contoh lain:
- I wish Monica lived here with us. (Saya harap Monica tinggal di sini bersama kita)
- If only they had a barbeque grill. (Andaikan saja mereka memiliki alat pemanggang barbeku)
- I wish they didn’t come. (Saya harap mereka tidak datang)
- If only Tony were here. (Andaikan saja Tony ada di sini)
Untuk menyatakan kekecewaan terhadap kejadian di masa lalu yang dilakukan oleh orang lain, kita bisa menggunakan pola I wish + past perfect atau if only + past perfect. Contoh:
- I wish he had asked for my permission first. (Saya harap dulu dia meminta izin saya terlebih dahulu) –> di masa lalu dia tidak meminta izin saya sehingga saya kecewa atas perbuatannya tersebut
- If only they hadn’t fired Olivia. (Andaikan saja dulu mereka tidak memecat Olivia) –> mereka telah memecat Olivia sehingga membuat saya kecewa
Contoh lain:
- I wish Jack had asked me to marry him. (Saya harap Jack melamar saya)
- If only you hadn’t forgotten the milk. (Andaikan saja kamu tidak melupakan susunya)
- I wish they had arrived late. (Saya harap mereka tiba terlambat)
- If only the traffic hadn’t been heavy. (Andaikan saya lalu lintasnya tidak padat)
Selain itu, kita bisa menggunakan pola why didn’t + subject + verb untuk mengungkapkan kekecewaan kepada orang lain. Contoh:
- Why didn’t you tell the truth? (Mengapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya?) –> nyatanya kamu berbohong sehingga membuat saya kecewa
- Why didn’t they pass the test? (Mengapa mereka tidak lulus ujian?) –> nyatanya mereka tidak lulus ujian sehingga membuat saya kecewa
- Why didn’t Andy warn me? (Mengapa Andy tidak memperingatkan saya?) –> nyatanya Andy tidak memperingatkan saya sehingga saya kecewa
Contoh lain:
- Why didn’t she let them go? (Mengapa dia tidak membiarkan mereka pergi?)
- Why didn’t you read the book? (Mengapa kamu tidak membaca bukunya?)
- Why didn’t they talk to me? (Mengapa mereka tidak berbicara dengan saya?)
More Examples
- It was awful! I wish I hadn’t visited that restaurant. (Buruk sekali! Saya harap saya tidak mengunjungi restaurant itu)
- I couldn’t believe how bad the movie was! If only I hadn’t watched it. (Saya tidak percaya betapa jelek filmnya. Andaikan saja saya tidak menontonnya)
- I wouldn’t bother if I were you. That was such a disappointment. (Saya tidak akan mempedulikannya jika saya adalah kamu. Itu benar-benar kekecewaan)
- I wish I hadn’t bought it. It was such a waste of money! (Saya harap saya tidak membelinya. Sungguh buang-buang uang!)
- I had high hopes for Team B. It was too bad they didn’t win. (Saya berharap banyak pada Tim B. Sayang sekali mereka kalah)
- The food was disappointing. I don’t understand why many people like it. (Makanannya mengecewakan. Saya tidak paham mengapa banyak orang menyukainya)