sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Penggunaan Kata Would

Ada cukup banyak peran “would” dalam bahasa Inggris. Peran-peran tersebut, yakni:

  1. Polite request and offer
  2. Reported speech
  3. Conditional sentences
  4. Past habitual action
  5. Talking about the future in the past
  6. Softening language
  7. Refusal to do something

Mari kita lihat penjelasannya masing-masing secara lebih detail di bawah ini:

1. Polite request and offer

Penggunaan “would” pertama adalah digunakan ketika kita ingin meminta atau menawarkan sesuatu kepada orang lain. Penggunaan “would” dalam konteks ini menambahkan kesopanan. Berikut adalah contohnya:

  • Would you please pass the salt? (Boleh tolong ambilkan garamnya?)
  • I would like one hot Americano, please. (Saya ingin satu Americano panas)
  • Would you turn the lamp on, please? (Boleh tolong matikan lampunya?)
  • Would you like some coffee? (Apa Anda ingin kopi?)
  • Would you like me to call Mr. Smith for you? (Apa Anda ingin saya menelepon Pak Smith?)
  • Would you like me to help you out? (Apa Anda ingin saya bantu?)

2. Reported speech

Reported speech yang juga dikenal sebagai indirect speech adalah kalimat seseorang yang diucapkan kembali oleh orang lain. Pada reported speech, “would” berperan sebagai reported speech dari “will”. Mari kita lihat saja contohnya berikut ini untuk lebih jelasnya:

  • Direct speech: “I will pick you up tonight.” John said. (“Aku akan menjemputmu malam ini.” Kata John)
  • Reported speech: John said that he would pick me up tonight. (John bilang bahwa dia akan menjemputku malam ini)

Contoh lain:

  • Direct speech: Sally said, “I will bring us some pizza.” (Sally berkata, “Aku akan membawa pizza untuk kita.”)
  • Reported speech: Sally said that she would bring us some pizza. (Sally bilang bahwa dia akan membawa pizza untuk kita)

3. Conditional sentences

“Would” juga bisa digunakan dalam conditional sentences tipe 2 dan 3. Seperti yang kita tahu, conditional sentences tipe 2 adalah untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak nyata atau hanya angan-angan saja. Contoh:

  • If I were rich, I would build my own castle. (Jika saya kaya, saya akan membangun istana saya sendiri)
  • I would watch the concert if I had money. (Saya akan menonton konsernya jika saya punya uang)

Sedangkan conditional sentences tipe 3 adalah untuk mengungkapkan pengandaian atas situasi yang telah terjadi di masa lampau. Situasi tersebut tidak bisa diubah lagi, sehingga kita hanya berandai-andai apa yang akan terjadi jika situasi tersebut berbeda dari kenyataan. Contoh:

  • If we had woken up earlier, we wouldn’t have missed the bus. (Jika kita bangun lebih awal, kita tidak akan ketinggalan bis)
  • I would have been furious if they had cancelled the concert. (Saya akan marah jika mereka membatalkan konsernya)

4. Past habitual

Kita juga menggunakan “would” untuk mengacu pada kebiasaan di masa lalu yang sekarang sudah tidak dilakukan lagi. Berikut ini adalah contohnya:

  • When I was little, I would play hide and seek almost every day with my friends. (Ketika saya masih kecil, saya bermain petak umpet hampir setiap hari bersama teman-teman saya)
  • When Lisa lived in New York, she would go to the Central Park every morning. (Ketika Lisa tinggal di New York, dia pergi ke Central Park setiap pagi)
  • When I was in college, I would visit the library on Wednesday. (Waktu saya kuliah, saya mengunjungi perpustakaan di hari Rabu)

5. Talking about the future in the past

Fungsi “would” selanjutnya yaitu untuk membicarakan tentang masa depan di masa lalu. Dengan kata lain, “would” dipakai untuk mengekspresikan kejadian yang belum terjadi ketika kita membicarakannya di masa lalu. Contoh:

  • Jack met Jill in Sydney, unaware that she was the one he would one day marry. (Jack bertemu Jill di Sydney, tidak tahu bahwa dia adalah orang yang akan dia nikahi suatu hari)
  • I thought I would never see her again. (Saya pikir saya tidak akan pernah bertemu dengannya lagi)
  • I thought that she would call me. (Saya pikir dia akan menelepon saya)

6. Softening language

“Would” sering digunakan dengan “advise”, “imagine”, “recommend”, “say, “suggest, dan “think” untuk membuat ucapan kita terdengar lebih halus. Contoh:

  • I would advise you to prioritize your family first before anything else. (Saya sarankan kamu prioritaskan keluargamu terlebih dahulu sebelum hal lainnya)
  • I would recommend you this movie. (Saya rekomendasikan film ini untukmu)
  • I would say she is about 30. (Sepertinya dia sekitar 30 tahun)
  • We would suggest you to see the doctor first. (Kami sarankan Anda pergi ke dokter terlebih dahulu)
  • I would imagine that is such a hard task for a five year old kid. (Saya bayangkan itu adalah tugas yang berat untuk anak berumur lima tahun)
  • I would think this one is better. (Menurut saya yang ini lebih bagus)

7. Refusal to do something

“Would” yang diikuti oleh “not” (“would not atau wouldn’t) bisa berfungsi sebagai penolakan untuk melakukan sesuatu. Berikut adalah contohnya:

  • I called him, but he would not answer. (Saya meneleponnya, tetapi dia tidak mau menjawab)
  • We asked him to go hiking with us, but he wouldn’t go. (Kami mengajaknya berkelana alam bersama kami, tetapi dia tidak mau)

Kita juga bisa menggunakan “would not” atau “wouldn’t” untuk alat, benda, atau mesin yang tidak bekerja. Contoh:

  • I pressed the button several times, but the computer wouldn’t respond. (Saya menekan tombolnya beberapa kali, tetapi komputernya tidak mau respon)
  • Carmen’s car would not start, so she took the bus to the office. (Mobil Carmen tidak mau menyala, jadi dia naik bis ke kantor)